Sunday, 12 April 2015

X-Ray Synchrontron

Synchrotron Radiation

Synchortoton Radiasi gelombang elektromagnetik, lebih khususnya X-Ray, karena rentang / interval gelombang nya sama dengan X-Ray. Perbedaan dengan X-RD dalam pengukuran, panjang gelombang yang digunakan hanya satu, begitu pula energinya, pada radiasi Sinkrotron, kita bias memilih dan menset panjang gelombang yang dibutuhkan, bisa menggunakan soft X-Ray (yang biasa digunakan pada X-RD) hingga menjangkau hard X-Ray . diatur sesuai dengan kebutuhan

Untuk membuat radiasi synchrotronà dengan semacam raktor (yang masih langka). Diasia tenggara hanya ada satu (disingapura) dan tergolong reactor yang kecil . reactor synchrotron paling powerful ada dijepang yang menghasilkan energy hingga 8 GeV (world largest synrocron radiation facility).

 

Bagaimana untuk menghasilkan sebuah sinkrotron?

Gelombang elektromagnetik diemisikan dengan partikel bermuatan yang dipercepat (mendekati keceatan cahaya) dan kemudian dipandu untuk “bending” (membelok) dengan menggunakan medan magnet (gaya lorents). Radiasi elektromagnetik yang dipercepat radially (Va) à sehingga terjadi bending disebut “synchrotron radiation .

Partikel bermuatan yang biasa digunakan adalah electron, alas an digunakan electron karena lebih mudah ditemukan.

clip_image001[6]

 

Range interval radiasi synchrotron dari soft X-Ray (300 eV) ke hard X-Ray (300 keV) hingga ke sinar

 

Alasan diperlukannya synchrotron radiaton adalah untuk:

v  Mengkarakterisasi nano struktur dibutuhkan effort besar. Dalam pengkarakteisasian dengan XRD, untuk mendapatkan peak yang bagus, dibutuhkan cell yang banyak. Oleh karena itu, karakterisasi bulk ( cell yang sangat banyak ) lebih mudah dan peaknya bagus.

v  Dalam membuat layet dalam monoatomic layer, struktur  interface mempunyai pengaruh yang sangat penting (konstribusinya signifikan). Sementara dalam bulk layer, pengaruh struktur interface obstribusinya tidak terlalu signifikan, hal ini karena apa yang terjadi dipermukaan akan berpengaruh hingga puluhan nanometer keatasnya dan kebawahnya. Bila kit amembuat dua layer dari dua unsur berbeda, maka akan muncul sifat sifat baru yang berbeda dengan sifat sifat baru yang erbeda dengan sifat masing masing unsur pembuat layer masing masing, salah satu penyebab munculnya sifat baru tersebut adalah interfacenya (ideal atau tidak).

 

Dalam mengontrol struktur Kristal kita bisa mengubah parameter sintesisnya, misalnya suhu, waktu pengadukan, konsentrasi dan sebagainya (diketahui eksperimen). Selain mengontrol struktur Kristal kita juga dapat mengontrol struktur interface salah satunya dengan synchrotron à karena kita butuh X-Ray dengan energy besar dan bisa di switch à karena berkerja dalam monoatomic layer

Related Posts:

  • Saatnya Berubah"Saatnya berubah!" Itulah yang diteriakan oleh Kotaro Minami saat melawan monster jahat. Dia berubah menjadi Ksatria Baja Hitam dengan pakaian bajanya dilengkapi pistol dan pedang laser di tangannya. Kemunculan sang… Read More
  • Contoh Program Login pada Pascal GoresanKuliah—Detik-detik mencapai final mahasiswa Pendidikan Fisika yang mengambil mata kuliah Dasar-Dasar Pemograman Komputer diembankan sebuah tugas akhir, yang harus diselesaikan, dan dengan contoh program Login pada… Read More
  • Algoritma Rivest Code 6 (RC6)A. Metode Enkripsi RC6 Algoritma RC6 menggunakan 44 buah sub kunci yang dibangkitkan dari kunci dan dinamakan dengan S[0] hingga S[43]. Masing-masing sub kunci panjangnya 32 bit. Pada proses awal, nilai B akan dijumlahkan de… Read More
  • Pengaruh Kerapatan Atmosfir Terhadap Kelajuan Satelit Buatan Dalam Mengorbit1.1.Latar Belakang Atmosfer bumi dan lingkungan antariksa di dekat bumi sangat mempengaruhi rancangan dan kala hidup operasional suatu pesawat ruang angkasa. Pengaruh ini bisa terjadi pada orbitnya, ukuran (besarnya), berat,… Read More
  • Jawaban Midterm Teori Reg B1. Coding soal no 1 adalah sebagai berikut: program mid1; uses crt; var Res,Rair,Ves,Vair,Massa : real; begin clrscr; Res:=0.9; Rair:=1; massa:=(Res/Rair)*100; writeln('bagian terendam adalah ' , Massa:3:2, '%'); re… Read More

0 komentar: