Monday 25 February 2013

Pemilihan Model Pembelajaran Sebagai Bentuk Implementasi Strategi Pembelajaran

Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis.

Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan.

Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa. Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru.

Pada model pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru. Pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai. Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Di madrasah, tindakan pembelajaran ini dilakukan nara sumber (guru) terhadap peserta didiknya (siswa). Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya. Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Menurut penemunya, model pembelajaran temuannya tersebut dipandang paling tepat diantara model pembelajaran yang lain. Untuk menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu kita sepakati hal-hal sebagai berikut :

1.        Siswa Pendidikan Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah banyak yang masih berada dalam tahap berpikir konkret. Model dan metode apapun yang diterapkan, pemanfaatan alat peraga masih diperlukan dalam menjelaskan beberapa konsep matematika.

2.        Kita tidak perlu mendewakan salah satu model pembelajaran yang ada. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.

3.        Kita dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita anggap sesuai dengan materi pembelajaran kita; dan jika perlu kita dapat menggabungkan beberapa model pembelajaran.

4.        Model apa pun yang kita terapkan, jika kita kurang menguasai meteri dan tidak disenangi para siswa, maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif.

5.        Oleh kerena itu komitmen kita adalah sebagai berikut :

a.    Kita perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat mengajarkannya, dan terampil dalam menggunakan alat peraga.

b.    Kita berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para siswa dengan sepenuh hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab.

c.    Menjaga agar para siswa “mencintai” kita, menyenangi materi yang kta ajarkan, dengan tetap menjaga kredibilitas dan wibawa kita sebagai guru dapat mengembangkan model pembelajaran sendiri. Anggaplah kita sedang melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.

Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat di capai dengan lebih efektif dan efisien.

 

Thursday 14 February 2013

Video Iseng Iseng

Catatan Kuliah--Teman teman kini ada beberapa percobaan sederhana yang iseng iseng dapat dari youtube, ya capa tau bisa jadi inspirasi untuk judul koloqium, ^-^






Listrik dari Kentang


Tekanan Udara


Gunung Bawah Laut


Bahan Bakar Air

Monday 11 February 2013

Boomerang dan Fisika

Catatankuliah—Kali ini kami mencoba mempost tentang aplikasi fisika pada boomerang, atau lebih mudah dikenal dengan prinsip kerja dari boomerang…. cek it dot…….

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Boomerang bekerja dengan dua prinsip, yaitu :
1. Hukum Bernaulli, bahwa (untuk ketinggian yang sama pada fluida yang sama >>> makin cepat laju fluida maka makin kecil tekanannya)
2. Hukum Gerak ke-3 Newton yang diadaptasi untuk rotasi, torsi reaksi = - torsi aksi

Nah, desain boomerang dibuat sedemikian rupa jadi waktu bergerak di udara, boomerang membelokkan aliran udara ke atas (kecepatan aliran makin cepat), dengan begitu menciptakan "efek gaya angkat kapal terbang", yakni sesuai Prinsip Bernaulli, karena aliran udara di atas boomerang lebih cepat dari aliran udara di bawah boomerang, maka perbedaan tekanan ini menghasilkan gaya angkat. Dengan begitu boomerang bertahan lebih lama di udara.

Bumerang yang berputar itu sebenernya cuma 2 sayap yang disatuin di sudut 80 dan 120 (walaupun ada yang 3 / 4 sayap, tapi sayapnya disusun sedemikian rupa jadi bisa balik kayak yang 2 sayap). Nah, kombinasi putaran dengan gerakan maju dari sayap ini menyebabkan terjadi perputaran yang tidak biasa karena dalam waktu yang sama satu sayap muter ke arah depan, satunya lagi ke arah belakang. Jadinya aliran udara di atas sayap di satu sisi rotasi punya kecepatan udara dari satu sayap yang lain jadi sayap tsb lebih mengangkat. Putaran tak merata ini berusaha untuk memiringkan bumerang dan putaran bumerang itu membuat membuat terbangnya bumerang melengkung. kekuatan kemiringan itu juga membuat pusat bumerang maju, dan bumerang bergerak turun di akhirnya. nah, ini namanya gyroscopic precession.

 

semoga bisa dibahas lebih detil untuk KOLOQIUM, ….Smile

Sunday 10 February 2013

Komputer Kuantum dalam Teknologi Fisika Kuantum

Catatankuliah—Pernahkah anda mendengar tentang komputer kuantum? Komputer kuantum secara fisika tidak jauh berbeda dari komputer yang sering anda temui, tetapi satu hal yang berbeda dari komputer ini adalah  bahwa teori kuantum menjadi dasar dari bagaimana komputer ini beroperasi. Hasil akhirnya adalah bahwa komputer ini bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dari komputer lainnya. Sebuah komputer yang umum kita temui  beroperasi berdasarkan unit yang dikenal sebagai bit. Setiap byte dalam sebuah komputer biasa hanya terdiri dari  0 atau 1. Tidak peduli berapa banyak byte yang Anda miliki, setiap komputer pada satu titik dalam waktu hanya dapat menempati satu kombinasi byte ini agar benar-benar bekerja dan berhasil di pemrograman. Tetapi sebuah komputer kuantum berbeda dari cara ini karena adanya prinsip dalam mekanika kuantum yang dikenal sebagai prinsip superposisi. Jika Anda bisa mengingat kembali tentang pelajaran sains anda, anda mungkin pernah mempelajari tentang prinsip superposisi dimana menjelaskan tentang bagaimana gelombang seperti gelombang cahaya dan suara bergerak dari satu titik ke titik lain.

komputer-kuantum

Unit komputer kuantum

(Image from: thefutureofthings.com)

Quanta juga dapat di superposisi dengan satu sama lain dan hasil akhirnya adalah bahwa bit kuantum yang membentuk komputer sebenarnya dapat 0, 1 dan setiap superposisi dari dua. Bit yang dalam pandangan tekhnolgi kuantum (juga dikenal sebagai qubit) sangat berbeda dengan bit dalam pandangan komputer lama. Karena bit ini sudah disuperposisi, itu juga berarti bahwa posisi yang berbeda dapat ditempati secara bersamaan. Sedangkan komputer 8-bit sederhana hanya dapat menempati salah satu dari 256 posisi yang dihasilkan oleh mereka 8 bit sekaligus, komputer 8-bit yang sama kuantum bisa menempati semua posisi 256 qubit sekaligus. Hasil akhirnya adalah bahwa komputer kuantum bisa jauh lebih efisien daripada komputer yang kita kenal sekarang.

Meskipun komputer kuantum masih dalam tahap awal, sebagai teknologi yang sudah dirancang dengan baik pada akhirnya itu akan menjadi benar bahwa komputer ini akan mampu menghitung lebih cepat daripada komputer yang kita miliki saat ini. Ketika itu terjadi, kecepatan 3,0 GHz dari sebuah komputer yang ada pada saat ini hanyalah secuil dari kemampuan komputer kuantum yang akan dikembang dimasa depan

Saturday 2 February 2013

Jualan Online

Goresan Kuliah – Salam teman-teman semua kini goresan kuliah telah melayani jual beli online, baik baju, sepatu, jam, bad cover, batik, gamis, dan berbagai macam accesoris, berikut beberapa item, dan masih banyak lagi, masih dalam proses upload.

Adidas Ronero

Adidas samba

clip_image001

1

Adidas samba 40-44 180 rb

Size 40 - 44 
Harga : Rp.91.000

Size 40-44
Harga : Rp.185.000
Adidas Porsche Magata brodo red
Adidas size 40 - 44 Rp ( 230rb

2

Magata brodo red size 40 - 44 restock 210 rb

Size 40 - 44 
Harga :Rp.140.500

Size 40 - 44 
Harga :Rp. 211.000

Moofet grey size Montblack full Black
Moofet grey size 40 - 44 Rp ( 160

3

montblack full black 255 rb

Size 40 - 44 
Harga : Rp. 160.500

Harga : Rp. 255.000
Nixon cewe Nixon Lodown Unisex
Nixon cewe 3,5cm 170 rb

4

Nixon lodown unisex 4cm digital ada stopwatch 190rb
Harga :Rp. 171.000 Harga : Rp. 190.000
Gucci Couple Pita
gucci 195rb

5

couple pita @145rbu M-XL
Harga :Rp. 195.000 Ukuran: M-XL
Harga : Rp. 145.000
Bad Cover Angry Bird Blue Bad Cover Angry Bird Yellow
angry bird

6

angry game kuning
*) Harga : Rp.   *) Harga : Rp.
     
Aquamarine   Arsenal
aquamarine

7

arsenal
*)Harga : Rp.   *)Harga : Rp.
     
dress   Bag cir
dress

8

furla gliter
*)Harga : Rp.   *)Harga : Rp.

Cara Pemesanan

cara pemesanan cukup dengan mengisi form dibawah ini  lalu konfimasi melalui SMS kenomor

0852 6299 9700 
4664074
dengan format : Nama#NomorHP#KodeBarang#Telah memesan

lalu tunggu konfirmasi dari kami.

Note: Harga Belum Termasuk Ongkir

Friday 1 February 2013

HAKEKAT MASALAH PENELITIAN

 Goresankuliah--Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”.
Definisi tentang penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam, salah satu yang cukup terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima”.
Dalam buku berjudul Introduction to Research, T. Hillway menambahkan bahwa penelitian adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”. Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran bahwa penelitian adalah “metode menemukan kebenaran yang dilakukan dengan critical thinking (berpikir kritis)”.
Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau non-ilmiah (unscientific method). Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas, penelitian banyak bersinggungan dengan pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan analitis, sehingga akhirnya penggunaan metode ilmiah (scientific method) adalah hal yang jamak dan disepakati umum dalam penelitian. Metode ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur, dibuktikan dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian yang menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific research).

1.             Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk memperoleh penemuan-penemuan yang tidak terduga sebelumnya dan membangun kerangka teoritis baru. Penelitian kualitatif biasanya mengejar data verbal yang lebih mewakili fenomena dan bukan angka-angka yang penuh prosentaase dan merata yang kurang mewakili keseluruhan fenomena. Dari penelaitian kualitatif tersebut, data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur dan relative banyak, sehingga memungkinkan peneliti untuk menata, mengkritis, dan mengklasifikasikan yanglebih menarik melalui penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif, awalnya beraasal dari sebuah pengamatan pengamatan kuantitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif (Suwardi Endraswara, 2006:81). Menurut Brannen (1997:9-12), secara epistemologis memangada sedikit perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif selalu menentukan data dengan variabel-veriabel dan kategori ubahan, penelitian kualitatif justru sebaliknya. Perbedaan penting keduanya, terletak pada pengumpulan data. Tradisi kualitatif, peneliti sebagai instrument pengumpul data, mengikuti asumsi cultural, dan mengikuti data.
Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif. Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan, penelitian naturalistik, penelitian interpretif, penelitian etnografik, penelitian post positivistic, penelitian fenomenologik, hermeneutic, humanistik dan studi kasus. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif.

Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis penelitian ini berlandaskan pada filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920) ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial. Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak merupakan konsekwensi-konsekwensi dari sejumlah pandangan atau doktrin yang hidup di kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas makna yang hidup di kepala manusia pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terkspresi secara eksplisit.

 

2.        Penelitian Kuantitatif

Menurut August Comte (1798-1857) menyatakan bahwa paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian dari Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme).
Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan (knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada pengalaman (experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar (reason). Secara epistemologis, dalam penelitian kuantitatif diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan paling utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yang dapat ditangkap pancaindera (exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus mengindikasikan, bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif adalah fenomena dan hubungan-hubungan umum antara fenomena-fenomena (general relations between phenomena). Yang dimaksud dengan fenomena di sini adalah sejalan dengan prinsip sensory experience yang terbatas pada external appearance given in sense perception saja. Karena pengetahuan itu bersumber dari fakta yang diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu pengetahuan harus didasarkan pada eksperimen, induksi dan observasi (Edmund Husserl 1859-1926).
Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi, paradigma kuantitatif berpandangan bahwa sumber ilmu itu terdiri dari dua, yaitu pemikiran rasional data empiris. Karena itu, ukuran kebenaran terletak pada koherensi dan korespondensi. Koheren besarti sesuai dengan teori-teori terdahulu, serta korespondens berarti sesuai dengan kenyataan empiris. Kerangka pengembangan ilmu itu dimulai dari proses perumusan hipotesis yang deduksi dari teori, kemudian diuji kebenarannya melalui verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan teori baru. Jadi, secara epistemologis, pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus; logico, hypothetico, verifikatif.

 

3.    Tindakan

Tindakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dalam penelitian guna mencapai penelitian yang senpurna. Tindakan ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui dengan jelas bahwa ada beberapa ketentuan dalam melakukan tindakan penelitian. Seperti halnya penelitian kualitatif dan kuantitatif, tindakan termasuk aspek yang perlu dikaji oleh seorang peneliti. Tindakan merupakan salah satu ketentuan dalam penelitian.